Terus Menerus Didemo, Presiden Aljazair Batal Kembali Calonkan Diri pada Pemilu


Loading...

MEDIALOKAL.CO – Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika pada Senin membatalkan rencananya maju sebagai calon presiden untuk masa jabatan kelima, menyusul gelombang demonstrasi dari rakyat yang ingin 20 tahun masa kekuasaannya diakhiri dan membuka jalan pada era baru politik di negara Afrika Utara itu.

Selain membatalkan pencalonannya, presiden berusia 82 tahun itu juga menunda pemilihan umum yang semula dijadwalkan digelar pada April dan menjanjikan reformasi sosial dan ekonomi di Aljazair.

Pengumuman Bouteflika itu membuat warga Aljazair turun ke jalan-jalan untuk merayakan pada Senin malam. Ratusan orang, tua dan muda, sebagian di antaranya membawa bendera tampak bersuka cita menyambut keputusan sang presiden.

"Protes kami membuahkan hasil! Kami mengalahkan para pendukung masa jabatan kelima! " kata Mohamed Kaci, seorang demonstran yang bekerja sebagai sopir taksi sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (12/3/2019).

Loading...

Meski telah mengurungkan niatnya untuk kembali berkuasa, Bouteflika belum akan lengser dalam waktu dekat dan masih akan menjabat selama beberapa waktu, setidaknya sampai digelarnya konferensi nasional untuk pergantian politik.

Puluhan ribu orang dari semua kelas sosial telah menunjukkan hampir setiap hari menentang rencananya untuk mencalonkan diri kembali, menolak sistem politik yang didominasi selama hampir 60 tahun oleh para veteran perang kemerdekaan melawan Prancis.

Bouteflika telah memerintah selama 20 tahun tetapi jarang terlihat di publik sejak menderita stroke pada 2013. Dia bahkan baru saja kembali dari Swiss setelah menjalani perawatan medis di sana.

Lawan politiknya menilai kondisi kesehatan Bouteflika membuatnya tidak cocok untuk kembali maju dan menjabat sebagai presiden Aljazair. Banyak yang curiga Bouteflika hanya dijadikan presiden untuk melindungi kepentingan para elit pengusaha dan militer.

Dalam serangkaian pengumuman pada Senin malam, Bouteflika mengatakan pemilihan umum, yang sebelumnya ditetapkan digelar pada April, akan ditunda. Konstitusi baru akan diajukan kepada publik untuk referendum.

Bouteflika mengatakan tugas terakhirnya adalah berkontribusi pada pendirian sistem baru yang akan berada di "tangan generasi baru warga Aljazair".

Konferensi nasional "inklusif dan independen" akan mengawasi transisi, menyusun konstitusi baru dan menetapkan tanggal pemilihan.

Konferensi itu harus menyelesaikan tugasnya pada akhir 2019, dengan pemilihan menyusul setelahnya. Konferensi ini akan dipimpin oleh "tokoh nasional yang independen, konsensual dan berpengalaman".

Perdana Menteri Ahmed Ouyahia mengundurkan diri dan posisinya akan diisi oleh Menteri Dalam Negeri Noureddine Bedoui, sementara Ramtane Lamamra, penasihat diplomatik untuk Bouteflika, ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.

Sumber: okezone.com






Loading...

[Ikuti Medialokal.co Melalui Sosial Media]